Dalam kurun waktu sekali seminggu, Member of Parlemen (MP) Singapura, secara rutin menemui warga di wilayah yang menjadi basisnya. Dibantu sejumlah relawan, mereka membuka semacam klinik konsultasi khusus untuk menampung dan membantu keluhan masyarakat.
Melalui program Indonesia Journalist Visit 2011 yang diselenggarakan oleh Ministry of Information and Communication Singapura, detikcom bersama sejumlah wartawan lain berkesempatan langsung untuk menyaksikan meet the people session briefing yang dilakukan oleh anggota parlemen dari wilayah Geylang Serai, Fatimah Lateef, Selasa (27/9/2011) malam.
Bertempat di dua ruang sekolah di jalan Eunos Crescent, Fatimah bertemu langsung dengan warga secara rutin tiap Selasa malam. Malam itu dia dibantu oleh belasan relawan yang dengan setia mengetik di depan laptop sembari mendengarkan keluhan dari puluhan warga yang datang. Begitu juga dengan Fatimah, dia juga mengetik di depan laptop untuk menyerap permasalahan-permasalahan warganya.
Suasana meet the people session briefing tersebut sangat mirip dengan situasi klinik dokter praktik yang tengah beroperasi di malam hari. Para warga yang hendak mengadukan masalah, mendaftar terlebih dahulu untuk kemudian mengantre di luar. Mereka nanti akan dipanggil oleh petugas.
Setelah dipangggil masuk ke dalam, mereka ditemui oleh relawan yang bekerja untuk Fatimah. Keluhan permasalahan dari warga dicatat menggunakan laptop, untuk kemudian dilaporkan kepada Fatimah dan ditindaklanjuti.
"Sama sekali tidak ada kewajiban untuk melakukan ini. Ya ini saya lakukan karena untuk membentuk platform mengenai apa yang bisa saya lakukan selaku MP kepada masyarakat," ujar Fatimah.
Perempuan yang telah enam tahun menjadi anggota parlemen ini menceritakan, keluhan dari para warga sangat beragam. Mulai dari permasalahan perumahan, KTP sampai cekcok antar tetangga pernah dilaporkan kepadanya. Apakah dia enggan menyelesaikan persoalan sesepele itu?
"Tidak. Semua bisa dilaporkan di sini dan saya sebisa mungkin akan membantu. Yang tidak bisa dibantu di sini hanyalah yang berhubungan dengan kasus di pengadilan dan kasus yang disidik polisi," ujar Fatimah.
Dan bukan Fatimah saja yang menggelar meet the people session briefing secara rutin, anggota parlemen lainnya juga demikian. Yang menarik, meski mereka anggota parlemen, mereka sama sekali tidak memakai APBN untuk menggelar kegiatan tersebut.
"Banyak MP lain yang menggelar kegiatan ini, bahkan di atas 90 persen saya kira. Tapi tetap tidak boleh menggunakan uang negara. Dananya dari donasi," ujar Fatimah.
Masyarakat Singapura sendiri merasa cukup terbantu dengan adanya program meet the people session briefing yang dilakukan anggota parlemen seperti Fatimah. Para warga merasa tidak lagi sendirian ketika mendapatkan permasalahan.
"Hampir 70-80 persen pengaduan dapat dibantu diselesaikan. Kadang ketika tidak dapat membantu langsung, mereka mengarahkan bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," ujar Mega, warga yang datang untuk mengadukan perbedaan tanggal lahirnya di pasport dengan yang di KTP.
Bagaimana dengan anggota DPR RI?